Singaraja.Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Buleleng merupakan salah satu sekolah yang memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan kebutuhan khusus yang dilayani yakni A (Tunanetra), B (Tunarungu), C (Tunagrahita), dan D (Tunadaksa). SLB Negeri 1 Buleleng terbuka untuk tingkatan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SLB Negeri 1 Buleleng, bapak Drs. Made Winarsa terdapat beberapa kendala yang dihadapi sekolah dalam proses belajar mengajar sehingga belum berjalan optimal. Setelah melakukan diskusi dengan pihak sekolah akhirnya untuk dapat mengatasi minimnya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik tunarungu, Tim Pilar Undiksha bersama sekolah menyusun Pelatihan Pembuatan Media Augmented Reality Guna Meningkatkan Kualitas Media Pembelajaran.
Pemahaman terkait peserta didik sangat diperlukan untuk dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya. Peserta didik tunarungu merupakan peserta didik yang memiliki gangguan pendengaran, sehingga dalam rancangan pembelajaran bagi peserta didik tunarungu harus direncanakan dengan baik agar peserta didik dapat memahami materi pelajaran. Karakteristik peserta didik tunarungu dominan memanfaatkan media visual dalam proses belajarnya. Melalui indra penglihatan peserta didik tunarungu memproses informasi yang diterima dari lingkungan. Penting untuk menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Tim Pilar Undiksha memberikan Pelatihan pembuatan media augmented reality dengan memanfaatkan web dan aplikasi Assemblr Studio kepada 20 guru di SLB Negeri 1 Buleleng.
Diketuai oleh Ni Wayan Deantari beranggotakan I Made Agus Suarbawa, Ni Kadek Candra Swandewi, Ni Luh Mita Sari, dan I Putu Dandy Juniawan serta didampingi oleh Dosen Pendamping Jean Nihana Mulyo Putri Manulu, S.P., M.Si., Tim Pilar Undiksha lolos pendanaan PKM AMLI (Asosiasi MIPA LPTK Indonesia) pada kategori PKM-PM (Pengabdian Masyarakat). Kegiatan PKM telah berlangsung selama 3 bulan, dari bulan Agustus 2024 sampai dengan Oktober 2024 yang diawali dengan survei awal, sosialiasi program, pelatihan, dan pendampingan. Hasil program ini berhasil meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam membuat media pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui proses belajar dengan memanfaatkan media yang telah dihasilkan oleh guru selama kegiatan pelatihan. Sumber dana pelaksanaan program ini diperoleh dari Universitas Pendidikan Ganesha sehingga kegiatan pelatihan terlaksana dengan baik. Program ini diharapkan memberikan kontribusi dalam peningkatan produk media pembelajaran yang inovatif dan berkelanjutan.(fmipa)