SINGARAJA, BALIPOST.com – Industri kerajinan berbahan kayu belakangan ini mengalami hambatan serius. Selain karena kayu yang semakin langka, ditambah regulasi yang mengharuskan produk kerajinan berbahan kayu wajib mememuhi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
Situasi ini dikhawastirkan akan mengancam keberadaan industri kerajinan berbahan kayu. Di tengah situasi itu, ditemukan bahan pengganti kayu berupa kayu sintetik dari jerami dan sekam padi.
Kayu sintetik ini ditemukan oleh tim Peneliti dan Penelitian Unggulan Nasional (PUSNAS) Universitas Pendidikan Ganseha (Undiksha) Singaraja. Tim itu beranggotakan Dr.rer.nat. I Wayan Karyasa, S.Pd.,M.Sc., Drs. I Wayan Muderawan, M.S., Phd. Dan Dr. I Made Gunamantha, S.T., M.M.
Setelah tiga tahun melakukan penelitian, tim ini berhasil menemukan kayu sintetik berbahan sekam dan jerami padi pengganti kayu. Bahkan, kayu sintetik ini sudah mendapatkan hak paten dari pemerintah.
Ketua Peneliti Wayan Karyasa mengatakan ide melakukan penelitian ini karena persediaan kayu untuk bahan baku kerajinan di Bali semakin sulit. Dia dan peneliti lainnya kemudian melakukan penelitian dengan memanfaatkan sekam dan jerami padi.
Peneltiian yang bernama Bali Synwood Kayu Sintetik yang diperkuat Nanokomposit Silika-Karbon. “Sekarang kerajinan kayu kau diekspor keluar negeri wajib ber-SVLK kalau tidak produk kita tidak akan laku. Selain itu kayu juga semakin langka, sehingga ini mendasari kami melakukan penelitan dan berhasil menemukan bahan baku pengganti kayu berupa kayu sintetik,” katanya.
Menurut Karyasa, secara singkat proses pembuatan kayu sintetik ini diawali dengan menghaluskan jerami atau sekam padi. Setelah itu, bahan tadi dimurnikan dengan cara merebus dan menambahkan zat sodakostik untuk menghilangkan kadungan zat gula hingga menjadi serat lingosiloloka kaya silicon. Sebagian bahan ini kemudian dibakar dan abu sekam padi berwarna hitam diolah menjadi nanokompsif silica karbon.
Langkah terakhir adalah mencampurkan bahan tadi dengan lem dan bahan sudah siap digunakan tehnik cetakan produk kerajinan yang diinginkan. Dalam waktu singkat, bahan tadi akan kering dan mengeras. “Dari proses penelitian memang banyak hambatan, namun dengan kesabaran tim kayu seintetik ini kami temukan dan sudah ada mitra kami yang memproduksi kerajinan dari kayu sintetik ini,” katanya.
Sementara itu Nyoman Sujana salah satu perajin mengatakan, kayu sintetik temuan peneliti Undiksha itu kualitasnya bagus dan mudah dalam penerapannya. Dia mencontohkan, pemakaian bahan kayu sintetik dari jerami dan sekam padi cocok untuk karya patung karena mudah dibentuk sesuai dengan inspirasi perajinnya.
Selain itu, karya dari kayu sintetik ini tergolong ringan, sehingga tidak menyulitkan konsumen yang akan memesan hasil karyanya. “Setelah menggunakan banyak karya saya ikut pameran dan konsumen tertarik karena ringan, tetapi kuat. Selain itu mudah membentuk sesuai inspirasi untuk menghasilkan sebuah karya seni,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)